Kentang Kerinci SDA yang “terlupakan”

Kentang Kerinci SDA yang “terlupakan”

 

Provinsi jambi khususnya kerinci memiliki kekayaan alam yang luar biasa, kekayaan tersebut bahkan diakui oleh dunia lewat kopi robusta kerinci dan kayu manisnya yang telah diekspor ke berbagai wilayah dunia dikarenakan rasanya yang elegan dan unik. Tetapi di kerinci tidak hanya terdapat kopi dan kayu manis, Kentang juga menjadi potensi.

Kentang dengan nama latin (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas hortikultura prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Agribisnis komoditas kentang sudah cukup berkembang dan menyebar di sebagian besar daerah di Indonesia. Provinsi Jambi terutama di daerah kerinci adalah salah satu daerah penghasil kentang di Pulau Sumatera.

Produksi kentang di Provinsi Jambi menyumbangkan 5,95 persen terhadap produksi kentang nasional. Kabupaten Kerinci adalah sentra produksi kentang di Provinsi Jambi yang memproduksi kentang dengan jumlah terbesar  pada tahun 2009, yaitu 58,377 ton.

Kabupaten Kerinci merupakan salah satu pusat sentral budidaya kentang di Provinsi Jambi. Kentang adalah tanaman sayuran utama yang dibudidayakan di Kabupaten Kerinci. Sebagian besar varietas tanaman kentang yang ditanam adalah Granola. Pada tahun 2017 sendiri telah dikembangkan varietas baru yaitu varietas “medians”

Di kerinci sendiri Kentang dimanfaatkan menjadi berbagai macam olahan seperti dodol kentang, keripik kentang dan berbagai olahan lainnya. Masyarakat kerinci juga menjadikan kentang sebagai sayuran wajib dalam makanannya karena kelezatan dan melimpahnya produksi kentang di daerah kerinci.

Secara geografis daerah kerinci terletak di lembah yang dikelilingi oleh pegunungan, yang jika dilihat dari atas maka kondisi geografisnya terlihat seperti sebuah Kuali. Mengapa sebuah kuali? Dikarenakan peneliti menemukan bahwa di daerah kerinci suhu tanahnya lebih hangat dikarenakan aktifitas magma Gunung kerinci. Ini juga dikatakan sebagai factor mengapa produksi kentang di kerinci melimpah dan memiliki rasa unik dibandingkan daerah lain.

Karena hal-hal tersebut saya sangat menyayangkan bahwa kentang kerinci belum mempunyai indikasi geografis(IG). Indikasi geografis menjadi penting untuk melestarikan kekayaan alam dan juga memperkenalkan daerah kerinci itu sendiri. Sebagai penulis saya menghimbau pemerintah kabupaten kerinci untuk mengusahakan agar kentang kerinci mendapat indikasi geografis mengingat berbagai manfaat yang dapat diambil terutama demi kemakmuran daerah kerinci.